Politik dan Lingkungan: Mengapa Isu Hijau Sering Diabaikan?

Hijau yang Terpinggirkan: Ironi Politik dan Krisis Lingkungan

Meskipun krisis iklim dan kerusakan lingkungan semakin nyata, isu-isu hijau seringkali menjadi prioritas sekunder dalam agenda politik. Mengapa demikian? Ironisnya, alasan utamanya terletak pada sifat dasar politik itu sendiri.

1. Horizon Waktu Politik yang Pendek:
Para politisi beroperasi dalam siklus pemilihan yang ketat. Janji-janji ekonomi instan atau pembangunan infrastruktur yang cepat lebih mudah mendulang suara daripada investasi jangka panjang untuk lingkungan yang dampaknya tidak langsung terasa. Masalah lingkungan, dengan segala kompleksitas dan solusinya yang seringkali butuh waktu bertahun-tahun untuk menunjukkan hasil, sering dianggap kurang "seksi" secara elektoral.

2. Dominasi Kepentingan Ekonomi dan Lobi Industri:
Sektor-sektor yang berpotensi merusak lingkungan (misalnya energi fosil, pertambangan, perkebunan skala besar) seringkali memiliki kekuatan finansial dan politik yang masif. Mereka mampu memengaruhi kebijakan dan regulasi, bahkan mendorong pengabaian standar lingkungan yang ketat demi keuntungan. Lobi-lobi ini seringkali lebih kuat daripada suara-suara aktivis lingkungan.

3. Persepsi Biaya dan Kurangnya Edukasi Publik:
Kebijakan ramah lingkungan seringkali dianggap "mahal" atau membebani ekonomi dan masyarakat, tanpa disadari bahwa biaya abai terhadap lingkungan jauh lebih besar di masa depan (bencana alam, kesehatan buruk, kelangkaan sumber daya). Kurangnya edukasi dan urgensi yang dirasakan publik membuat dukungan politik terhadap isu ini kerap lemah, sehingga politisi cenderung enggan mengambil risiko dengan kebijakan yang kurang populer.

4. Kompleksitas dan Tantangan Implementasi:
Mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam setiap sektor membutuhkan perubahan sistemik yang besar, mulai dari energi, transportasi, pertanian, hingga industri. Ini menuntut koordinasi antarlembaga, regulasi yang ketat, dan penegakan hukum yang konsisten – hal-hal yang seringkali sulit dicapai dalam birokrasi politik yang rumit.

Kesimpulan:
Mengabaikan isu hijau bukan lagi pilihan, melainkan bom waktu yang mengancam keberlangsungan hidup. Sudah saatnya politik bergeser dari ego jangka pendek menuju visi keberlanjutan. Kesejahteraan manusia tidak terpisahkan dari kesehatan planet; politisi harus melihat isu hijau bukan sebagai hambatan, melainkan sebagai fondasi esensial bagi masa depan yang lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *