Kasus pembunuhan mengerikan kembali mengguncang Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Seorang pria berinisial AM (42) nekat menghabisi nyawa dua tetangganya hanya karena kesal dengan suara musik yang terlalu keras. Peristiwa tragis ini terjadi pada Senin malam, 3 November 2025, di kawasan Kecamatan Pallangga, dan langsung menyita perhatian publik.
Awal Mula Peristiwa: Cekcok karena Musik
Menurut keterangan polisi, peristiwa bermula ketika AM merasa terganggu oleh suara musik yang diputar oleh tetangganya, pasangan suami istri berinisial RS (38) dan LM (35). Keduanya diketahui sedang menggelar acara kecil di rumah mereka untuk merayakan ulang tahun anak. Musik dangdut yang diputar dengan volume tinggi membuat AM, yang rumahnya bersebelahan, marah besar.
Saksi mata mengatakan bahwa AM sempat mendatangi rumah korban untuk meminta agar musik dikecilkan. Namun, permintaan itu justru memicu adu mulut. Beberapa warga sempat melerai, dan AM akhirnya kembali ke rumahnya. Tak disangka, selang beberapa menit kemudian, ia datang kembali sambil membawa sebilah parang.
Tanpa banyak bicara, pelaku langsung menyerang kedua korban yang saat itu masih berada di teras rumah. Serangan brutal tersebut membuat RS dan LM mengalami luka parah dan meninggal di tempat sebelum sempat mendapat pertolongan.
Warga Panik dan Polisi Bertindak Cepat
Suasana di lokasi kejadian langsung berubah mencekam. Warga sekitar berteriak histeris dan berlarian menyelamatkan diri. Sejumlah orang berusaha menahan pelaku, namun AM mengancam siapa pun yang mendekat dengan parang di tangannya.
Kepolisian Sektor Pallangga yang menerima laporan segera datang ke lokasi. Setelah dilakukan negosiasi selama hampir satu jam, pelaku akhirnya menyerahkan diri tanpa perlawanan berarti. Polisi kemudian mengamankan pelaku bersama barang bukti sebilah parang yang masih berlumuran darah.
“Pelaku sudah kami amankan di Mapolres Gowa. Berdasarkan pemeriksaan awal, motifnya adalah kekesalan karena suara musik keras. Kami masih mendalami apakah pelaku dalam pengaruh alkohol atau mengalami gangguan psikologis,” ujar Kapolres Gowa AKBP Syarifuddin, saat konferensi pers, Selasa (4/11/2025).
Dikenal Pendiam, Ternyata Emosional
Warga sekitar mengaku terkejut dengan tindakan AM. Selama ini, ia dikenal sebagai sosok pendiam dan jarang bersosialisasi. Namun beberapa tetangga mengungkapkan bahwa AM mudah tersulut emosi, terutama jika merasa terganggu oleh suara keras dari rumah sekitar.
“Kalau ada orang nyanyi karaoke atau musik kencang, dia sering keluar marah-marah. Tapi kami tidak menyangka bisa sampai membunuh,” ujar salah satu warga, Rahman (47).
Korban Dimakamkan, Warga Desak Pemerintah Perkuat Keamanan Lingkungan
Jenazah kedua korban telah dimakamkan di TPU setempat pada Selasa pagi dengan suasana duka mendalam. Pihak keluarga berharap pelaku mendapat hukuman setimpal. Mereka juga meminta aparat memperketat patroli malam untuk mencegah kejadian serupa.
Kasus ini memicu perdebatan di media sosial. Banyak warganet menyayangkan tindakan nekat pelaku yang tidak bisa menahan emosi hanya karena persoalan sepele. Namun ada juga yang menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjaga ketenangan lingkungan, terutama di pemukiman padat.
Polisi Imbau Masyarakat Lebih Toleran
Kapolres Gowa mengimbau warga agar lebih mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan masalah sosial di lingkungan. “Kita tidak bisa menoleransi kekerasan dalam bentuk apa pun. Jika ada persoalan seperti kebisingan, segera laporkan ke pihak berwenang,” tegasnya.
Kasus pembunuhan dua tetangga di Gowa ini menjadi pengingat keras tentang pentingnya mengendalikan emosi dan menjaga toleransi antarwarga. Sebuah konflik kecil bisa berakhir tragis jika disertai amarah yang tak terkendali — meninggalkan luka mendalam bagi keluarga, tetangga, dan seluruh masyarakat sekitar.












