Demokrasi yang Lesu: Menguak Akar Rendahnya Partisipasi Politik
Demokrasi adalah sistem yang mengagungkan suara rakyat. Namun, di banyak negara, termasuk Indonesia, partisipasi politik masyarakat seringkali masih menjadi tantangan. Mengapa demikian? Ada beberapa faktor utama yang menjadi akar permasalahan ini:
-
Kepercayaan yang Luntur: Masyarakat sering merasa kecewa dengan janji-janji politik yang tidak ditepati, kasus korupsi, atau kebijakan yang tidak pro-rakyat. Disillusionment ini membuat mereka kehilangan kepercayaan pada institusi politik dan para pelakunya, sehingga merasa enggan untuk terlibat.
-
Rasa Tidak Berdaya (Apathy): Banyak yang merasa bahwa suara mereka, sekecil apapun, tidak akan membuat perbedaan signifikan terhadap arah kebijakan atau perubahan nyata. Persepsi ini menumbuhkan apati, bahwa partisipasi hanyalah formalitas belaka yang tidak memiliki dampak berarti.
-
Citra Politik yang Negatif: Politik sering diasosiasikan dengan intrik, konflik, drama, dan kepentingan pribadi, bukan lagi sebagai wadah perjuangan untuk kebaikan bersama. Citra negatif ini menjauhkan masyarakat yang mendambakan stabilitas dan kemajuan.
-
Kurangnya Edukasi dan Literasi Politik: Tidak semua masyarakat memiliki pemahaman yang memadai tentang pentingnya peran mereka, bagaimana proses politik bekerja, atau dampak kebijakan terhadap kehidupan sehari-hari. Kesenjangan informasi ini membuat mereka merasa asing dan enggan untuk terlibat.
-
Prioritas Hidup yang Lain: Dalam kesibukan mencari nafkah, menghadapi tantangan hidup sehari-hari, atau mengejar ambisi pribadi, politik seringkali menjadi urusan sekunder yang kurang menarik perhatian dibandingkan kebutuhan dan kepentingan yang lebih mendesak.
Rendahnya partisipasi politik adalah sinyal bahwa ada yang perlu diperbaiki dalam ekosistem demokrasi kita. Mengembalikan kepercayaan, meningkatkan literasi politik, dan menunjukkan bahwa setiap suara berarti adalah kunci untuk menghidupkan kembali semangat partisipasi demi demokrasi yang lebih sehat dan responsif.












